Level Manusia

Bismillahirrahmanirrahim.

Siang tadi saya ditugaskan oleh pimpinan mendampingi seorang yang pernah menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi di kota Manado tempat saya menempuh pendidikan diera akhir 90-an. Kebetulan saat ini beliau sudah pensiun dari dosen tapi masih berkeiginan kuat untuk terus berkarya dan tetap produktif disisa nikmat umur yang Allah Azza wa Jalla berikan, 

"Ful, klo jadi dosen di Universitas itu ada usia pensiunnya sama juga dengan kamu sebagai ASN tapi untuk berkarya tidak ada batas usia pensiun dan yang terpenting untuk kita harus berupaya terus untuk tetap produktif biar tidak cepat pikun he...he...he... begitu kelakarnya. 

Saya memang tidak pernah duduk di kelas beliau saat di bangku kuliah dulu,  tapi saya mengenal beliau selayaknya seorang mahasiswa mengenal dosennya. Maklumlah beliau mengajar di jurusan Sipil sementara saya mengambil jurusan Arsitektur. 

Kami memutuskan untuk mengunjungi salah satu bangunan yang ada di tempat saya mengabdi saat ini sebagai objek diskusi. Banyak hal yang telah kami bahas, mulai dari daya dukung tanah, pondasi bangunan, dan segalah macam seluk beluk struktur bangunan sampai dengan prospek Bolaang Mongondow Utara kedepan. alhamdulillah saya mendapat pencerahan tentang struktur bangunan... he...he...he...

Setelah kunjungan itu saya kembali ke kantor dan membuka ruang diskusi dengan seorang rekan kerja yang kebetulan kami dari almamater yang sama. Saya menceritakan tentang sosok pengajar yang masih ingin tetap berkarya walaupun beliau sudah memasuki usia yang tidak mudah lagi. Sambil senyum kawan saya menyampaikan kepada saya 

"Ful, manusia itu dapat dilihat dari beberapa level;

Level 1. Seseorang yang tahu kalo dirinya tahu. Ini adalah orang-orang yang berilmu, dan dia tahu kalo dirinya berilmu. Maka ia menggunakan ilmunya dan berusaha agar ilmunya bermanfaat bagi dirinya dan orang-orang yang berada disekitarnya. 

Level 2. Seseorang yang tahu tapi dia tidak tahu kalo dirinya tahu. Terkadang kita menemukan orang yang sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa, tapi ia tidak tahu kalau memiliki potensi. Karena keberadaan dia seakan gak berguna.

Level 3. Seseorang yang tidak tahu tapi dia tau kalau dirinya tidak tau. Ini level manusia yang menyadari kekurangannya, Karena dia tahu dirinya tidak berilmu, maka dia belajar. Dengan belajar itu, sangat diharapkan suatu saat dia bisa berilmu dan tahu kalau dirinya berilmu.

Level 4. Seorang yang tidak tahu dan dia tidak tahu kalo dirinya tidak tahu. (Klo orang Manado bilang "stel tau") ini jenis manusia yang selalu merasa mengerti, selalu merasa tahu, selalu merasa memiliki ilmu, padahal ia tidak tahu apa-apa. Repotnya manusia jenis seperti ini susah disadarkan, kalau diingatkan ia akan membantah sebab ia merasa tahu atau merasa lebih tahu. 

Mungkin kalo mner tadi masuk di level satu Seseorang yang tahu kalau dirinya tahu.

Sekarang kamu masuk yang level mana Ful?

Sayapun tidak tahu klo saya masuk level yang mana, tapi semoga tidak termasuk yang ke empat....

dan semoga apa yg disampaikan bisa menjadi bahan evaluasi diri.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url