EMPATI - Jiwa Sebuah Desain

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Setalah membahas definisi tentang Berpikir Desain pada postingan sebelumnya, kali ini saya akan membahas satu persatu tahapan-tahapan dalam proses Berpikir Desain (Desing Thinking). Kita telah mengetahui bahwa hal terpenting dalam pendekatan Berpikir Desain adalah fokus pada tahapan empati (Empathize). 

Saya ingin mengajak anda untuk mengimajinasikan tentang diri Anda yang tinggal di desa terpencil di Nepal. Saat itu musim dingin yang membekukan sementara hujan es mengguyur jalanan dengan salju hingga sulit untuk dilalui. Saat itu Anda baru saja melahirkan bayi pertama Anda, seorang gadis kecil yang terlahir prematur dan sangat kurus. Kamar yang Anda Tempati meskipun hangat bagi Anda, tetapi terasa seperti mandi es bagi seorang bayi yang baru lahir. Tanpa mendapatkan bantuan sesegerah mungkin, sang bayi hampir dapat dipastikan akan mati karena hipotermia. Apa yang akan anda lakukan?

Di seluruh dunia, sekitar hampir 15 juta bayi terlahir prematur setiap tahunnya dan penyebab paling umum kematian bayi yang dapat dicegah adalah hipotermia. Beberapa orang dari Sekolah Desain Stanford mendapat tantangan desain yang sangat berharga yaitu memecahkan masalah kematian bayi akibat hipotermia. Inilah yang ingin dicapai oleh tim sebagai proyek dalam kelas Desain.

Tim menghasilkan solusi inovatif yang baru, yang tidak akan pernah mereka dapatkan jika mereka tetap berada di dalam sekat kampus Stanford. Mereka membutuhkan empati untuk melihat masalah dengan jelas dari sudut pandang staf rumah sakit, dokter, dan yang paling penting, orang tua dari anak yang berada dalam kondisi bahaya.

Awalnya, tim desain berpikir untuk mendesain ulang inkubator rumah sakit yang ada menjadi lebih sederhana dan lebih hemat biaya akan menjadi solusi termudah. Tetapi ketika anggota tim Linus Liang mengunjungi sebuah rumah sakit di Nepal, dia melihat sesuatu yang aneh, inkubator yang ada tidak digunakan. Setelah mewawancarai seorang dokter dia mengetahui bahwa banyak bayi yang dilahirkan berada lebih dari 30 (tiga puluh) mil dengan kondisi jalan desa yang rusak, sehingga banyak ibu hamil yang melahirkan anaknya di rumah tanpa berharap melakukan persalinan di rumah Sakit.

Tim Desain menggunakan insight ini untuk menginformasikan keputusan mereka tentang arah produk. Alih-alih inkubator yang lebih murah (konsep awal, tetapi kemungkinan tidak efektif mengingat bukti) mereka memutuskan untuk merancang sesuatu untuk membantu bayi di rumah: inkubator portabel, seperti kantong tidur kecil berpemanas, yang mereka beri nama Embrace.

"Empati adalah jiwa dari sebuah desain. Tanpa pemahaman tentang apa yang orang lain alami, lihat, dan rasakan, desain akan menjadi hal yang sia-sia."

Saat membuat prototipe Embrace, tim mewawancarai banyak ibu, petugas kesehatan, dan pemilik toko yang membantu mereka menemukan solusi. Dengan menunjukkan prototipe, mereka belajar tentang hambatan kritis untuk diadopsi:

Di sebuah desa di India, seorang ibu menjelaskan bahwa mereka percaya obat-obatan Barat sangat kuat, sehingga penduduk desa sering membagi dua dosis. Penghangat di Pelukan memiliki indikator suhu, dan ibu ini menunjukkan bahwa ibu lain hanya akan memanaskannya setengah dari suhu ideal. Informasi ini mengarahkan tim untuk mengulangi desain, melepas strip suhu dan mengubah desain untuk menampilkan indikator "OK".

Tim juga mendapat insight bahwa di banyak komunitas masyarakat disana tidak tersedia listrik, sehingga mereka merancang versi penghangat yang bisa dipanaskan menggunakan air panas.

Dengan insight ini, tim dapat membuat produk yang mudah digunakan dengan benar di lokasi yang dirancang. Berdasarkan produk ini banyak perusahaan yang telah mengembangkannya dan telah membantu lebih dari 3.000 bayi.

Dengan menggunakan empati dan fokus pada orang-orang yang akan menggunakan produk—dalam kasus tim ini, sebuah perjalanan literal yang memaparkan mereka pada perasaan dan tantangan penggunanya. Tim Embrace menghasilkan produk yang menyelamatkan nyawa.

Melatih Empati...

Empati adalah dasar dari keseluruhan proses berpikir desain. Menggunakan pola pikir orang awan dan melibatkan diri dalam pengalaman pengguna adalah cara yang baik untuk mengungkap kebutuhan dan wawasan yang mendalam. Ini juga terkait langsung dengan prinsip Guess less dalam desain produk. Dalam postingan yang akan datang saya akan memberikan contoh lain dimana empati membantu menciptakan produk inovatif.

#BerpikirDesain




Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url