Komposisi Adukan Beton

Bismillahirrahmanirrohim

Setelah membahas tentang Tips Penting Pengecoran Beton Di Lokasi Proyek, ada baiknya kita membahas tentang komposisi adukan beton. Hal ini sangat penting sebab yang namanya bangunan gedung, jalan, maupun jembatan memanfaatkan material beton untuk menghasilkan konstruksi yang berkualitas. Beton adalah salah satu bahan bangunan yang komponennya merupakan campuran dari beberapa bahan, yaitu agregat kasar, agregat halus, semen dan air, terkadang ditambahkan zat aditif dengan komposisi tertentu untuk mencapai kekuatan dalam waktu tertentu. Untuk itu kualitas bahan dan proses pembuatan harus dikendalikan agar hasilnya optimal. Selain workabilitas-nya tinggi, beton yang baik juga perlu mempunyai sifat kohesi yang tinggi pula, khususnya ketika masih dalam kondisi plastis. Hal ini dimaksudkan agar beton tersebut memiliki tingkat kekuatan yang kokoh dan daya tahannya awet. Salah satu caranya adalah dengan menyesuaikan bahan-bahan penyususn adukan beton terhadap lokasi di mana beton tersebut akan dibangun.

Bagaimana beton itu dibuat dan seperti apa komposisinya? berikut kami share buat sobat semua.

Bahan yang kita gunakan yaitu

Bahan yang dibutuhkan :

  • Semen
  • Pasir
  • Kerikil
  • Air
Alat yang digunakan :
  • Mesin Molen
  • Sekop
  • Cangkul
  • Timbangan
Langkah kerja pembuatan :
Pertama yang harus kita lakukan adalah mentukan mutu beton yang akan dibuat apakah K 100, K 125, K 150, K 175, K 200, K 225, K 250, K 275, K 300, K 325, atau K 350. Nah kalo dalam kegiatan konstruksi biasanya mutu beton ini telah di tentukan dalam spesifikasi teknisnya.

Kemudian siapkan semen, pasir, kerikil, dan air dengan komposisi sesuai SNI DT-91-0008-2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton oleh Litbang Kementerian Pekerjaan Umum.

No

Mut Beton

Semen (Kg)

Pasir (kg)

Kerikil (kg)

Air (liter)

w/c ratio

1.

7,4   MPa (K 100)

247

869

999

215

0,87

2.

9,8   MPa (K 125)

276

828

1.012

215

0,78

3.

12,2 MPa (K 150)

299

799

1.017

215

0,72

4.

14,5 MPa (K 175)

326

760

1.029

215

0,66

5.

16,9 MPa (K 200)

352

731

1.031

215

0,61

6.

19,3 MPa (K 225)

371

698

1.047

215

0,58

7.

21,7 MPa (K 250)

384

692

1.039

215

0,56

8.

24,0 MPa (K 275)

406

684

1.026

215

0,53

9.

26,4 MPa (K 300)

413

681

1.021

215

0,52

10.

28,8 MPa (K 325)

439

670

1.006

215

0,49

11.

31,2 MPa (K 350)

448

667

1.000

215

0,48


Masukkan secara berturut-turut ke dalam mesin molen di mulai dari kerikil, lalu pasir, dan kemudian semen. Pastikan takaran bahan-bahan pembentuk campuran beton tersebut sesuai rekomendasi di atas. Ingat ukuran semen, pasir, dan kerikil dihitung berdasarkan berat bukan per sekop. Sedangkan penghitungan air menurut volume.

Setelah semen, pasir, dan kerikil masuk ke dalam mesin molen, selanjutnya putar mesin tersebut untuk mencampurkan bahan-bahan di dalamnya. Tandanya adukan beton ini telah tercampur rata ialah butiran-butiran pasirnya sudah tidak ada yang kelihatan lagi.

Berikutnya tambahkan air sedikit demi sedikit ke dalam mesin molen hingga takarannya terpenuhi. Usahakan selama penuangan air ini, mesin tetap dalam keadaan berputar. Operasikan mesin tersebut hingga adukan beton yang Anda inginkan sudah selesai dibuat.

Untuk pekerjaan pembuatan adukan beton skala kecil, Anda boleh memakai sekop dan cangkul saja tanpa bantuan molen. Namun pastikan seluruh prosesnya dilakuakn di tempat yang datar dan bersih.

Caranya yaitu campurkan semen, pasir, dan kerikil hingga merata. Setelah itu, buat campuran bahan-bahan ini membentuk gundukan. Pada pucak gundukan lalu digali seperti danau dan tuangkan air secukupnya. Langkah terakhir adalah mengaduk campuran bahan-bahan ini hingga menjadi adukan beton.

Sebagai catatan, kualitas kerikil dan pasir di tiap tempat mempunyai karakteristik yang berbeda, dengan demikian untuk mendapatkan komposisi yang tepat, kami sarankan melakukan pengujian laboratorium untuk mendapatkan komposisi yang tepat.

wallahu a'lam...
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url